Sejarah dan Potensi Gempa di Bali

Bali tercatat pernah mengalami gempa besar yang menyebabkan tsunami. Bencana ini mengakibatkan 10.253 orang meninggal. Kala itu, pejabat-pejabat penting di kerajaan turut menjadi korban, walakin Raja Buleleng I Goesti Angloerah Gde Karang selamat.

Peristiwa ini berada di Singaraja, Buleleng, Bali bagian utara. Sejarah dalam naskah babad ataupun referensi penelitian mencatat, peristiwa itu terjadi pada 22 November 1815 dengan perkiraan kekuatan gempa mencapai magnitudo (M) 7,5. Gempa bumi tahun 1815 ini masih tercatat menjadi yang terbesar dengan kerusakan serta korban jiwa terbanyak dibandingkan tiga gempa bumi berkekuatan besar lainnya pada 1917, 1976, dan 1979.

Ketika itu, pusat gempa diperkirakan berada di laut sebelah utara Kerajaan Buleleng di Bali Utara. Gempa bumi itu menggetarkan seluruh Pulau Bali sehingga disebut juga ”gejer Bali” yang artinya Bali bergetar. Bahkan, gejer-nya dirasakan sampai Surabaya, Lombok, dan Bima.

Bagaimanapun, Bali merupakan salah satu pulau yang rawan dalam kepungan patahan yang masih aktif, terutama di wilayah laut utara, dan kajian megathrust di wilayah laut selatan. Lalu, bagaimana kesiapsiagaan Bali terhadap gempa hari ini? Dan bagaimana hendaknya kita sebagai warga juga bersiap dengan hal ini? Adakah kiat sukses menghadapi gempa?

Tom Kris, kawan kami yang paten mengurusi gempa di Bali akan nongkrong bareng dan berbagi cerita-cerita soal gempa dan bagaimana hendaknya kita bersiap. Jika kawan-kawan lowong, mari datang. Nongkrong semeja-dua meja, bahas Bali dari mana saja agar selalu eling lan waspada. Sampai jumpa!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *