Warung Kelontong Madura dan Segala Rentengannya

Warung Kelontong Madura merupakan usaha kelontong bersifat mini ritel yang menyediakan barang-barang yang menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari. “Madura” melekat dalam penamaan usaha warung ialah sebagai bagian dari latar belakang identitas etnis pedagang yang berasal dari perantauan warga etnis Madura. Mengatikan tempat, Warung Madura mengaktivasi kapitalisasinya dengan memanfaatkan ruko kosong menjadi warung kelontong dengan ukuran rata-rata 3 X 4 Meter.

Berbagai produk disediakan oleh Warung Madura, seperti rokok; sembako; makanan minuman ringan; obat-obatan umum; hingga bensin subsidi eceran. Produk tawar pembeda Warung Kelontong Madura dengan warung kelontong atau jenis ritel (eceran) lainnya adalah adanya mesin pengisian bahan bakar minyak (BBM) mini yang identik dengan warna merah dan biru, yang diletakkan pada halaman depan warung. Jumlah pedagang dalam satu warung terdapat minimal hingga dua orang. Rata-rata Warung Madura, di daerah yang tidak memberlakukan regulasi pembatasan jam operasional, memanfaatkan peluang dengan sistem operasional berdagang selama 24 jam sehari. Dengan pola teritorialisasi perkembangan warung berjenis mini ritel yang semakin mengembang tersebut di Denpasar, Putra berupaya menemukan bagaimana pola eksistensi dan pengaruh atas fenomena tersebut, khususnya bagi warung kelontong lokal sebagai warung kelontong lokal Non-Madura yang ada di wilayah desa-perkotaan.

Putra, kawan kami yang kemarin melakukan riset soal warung Madura akan berbagi cerita-cerita temuannya soal eksistensi warung Madura dan seperti apa pengaruhnya. Jika kawan-kawan lowong, mari datang. Nongkrong semeja dua meja, bahas Bali dari mana saja agar selalu eling lan waspada. Sampai jumpa!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *